I. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia
A. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Pra-aksara
Sebelum masyarakat Indonesia mengenal tulisan, mereka telah memiliki sistem budaya dalam merekam setiap peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya (peristiwa-peristiwa sejarah). Sistem budaya tersebut dikenal dengan sistem oral (oral tradition). Konsep dan sistem budaya tersebut yang kemudian mengilhami munculnya istilah oral history atau sejarah lisan dalam perkembangan metode sejarah.
Oral tradition memiliki umur yang sama panjang dengan keberadaan manusia itu sendiri, terutama sejak mereka memiliki kemampuan melakukan komunikasi dengan sesamanya. Apabila dibandingkan antara kemampuan membaca dan menulis, maka kemampuan berkomunikasi (berbicara) telah lebih dahulu berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Tradisi lisan merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari dengan menggunakan bahasa sebagai media atau alat untuk menyampaikan pesan, gagasan, dan pengalaman. Dengan demikian, bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, tradisi lisan merupakan media untuk mewariskan pengalaman-pengalaman masa lalu dan masa kini untuk generasi yang hidup saat itu dan generasi yang akan datang.
Kuntowijoyo menyebutkan bahwa tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau masyarakat. Akan tetapi, kesejarahan tradisi lisan tersebut hanya sebagian dari isi tradisi lisan itu sendiri. Selain mengandung kejadian-kejadian sejarah, tradisi lisan juga mengandung nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu, dan mantra. Dalam masyarakat Indonesia yang belum mengenal aksara, tradisi historiografi yang terjadi meliputi beberapa macam bentuk. Diantara bentuk historiografi tersebut adalah foklor, mitologi, dan legenda.
1. Foklor merupakan bagian dari sastra lisan yang berisi cerita, kisah, adat istiadat keagamaan, upacara ritual, dan pengetahuan pada rakyat di daerah tertentu. Menurut Clifford Geerzt, foklor merupakan bagian kebudayaan yang dibangun dari unsur-unsur sosial, yaitu abstraksi pengalaman sosial suatu masyarakat di daerah tertentu.
2. Mitologi dan legenda merupakan cerita tradisional yang isinya menyangkut dewa, penciptaan dunia, dan makhluk hidup. Dalam bahasa Yunani, mite berarti alur pemberian hubungan antara manusia, dewa, dan alam semesta, serta pengalamannya.
B. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara
Tradisi masyarakat Indonesia masa aksara dimulai ketika mereka mengenal budaya tulis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bentuk-bentuk tulisan yang sangat sederhana hingga yang lebih kompleks. Penemuan prasasti atau batu bertulis merupakan tanda mulainya masyarakat Indonesia memasuki periode aksara dalam babakan sejarah Indonesia. Contoh prasasti yang menggambarkan sebuah tradisi baru dalam masyarakat Indonesia adalah ditemukannya prasasti di Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai, pada abad ke-5 M penemuan batu bertulis tersebut selain menandai babak baru dalam historiografi juga mengisyaratkan munculnya kebudayaan Hindu- Buddha dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat nusantara saat itu. Ketika masyarakat Indonesia mengenal tulisan, tradisi sejarah dimulai dari lingkungan kerajaan. Hasil penulisan sejarah pada saat itu dikenal dengan historiografi tradisional. Beberapa contoh karya sejarah tradisional adalah Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, Kronik Wajo, Naskah Wangsakerta, Naskah Parahyangan, Naskah Purwaka Caruban Nagari, dan sebagainya.
II. Mengenal Peradaban Masyarakat Dunia
Para arkeolog telah melakukan penelitian seputar bumi dan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Mereka sampai pada suatu kesimpulan bahwa bumi yang kita diami ini telah mengalami masa perjalanan yang sangat panjang, mulai dari zaman arkaekum (sekitar 2.500 juta tahun), Palaeozoikum (sekitar 340 juta tahun), Mesozoikum (sekitar 140 juta tahun), dan Neozoikum (sekitar 60 juta tahun). Hal tersebut dilihat dari benda-benda yang terdapat di bumi.
Seiring dengan sangat panjangnya perjalanan bumi, lahir pula beragam peradaban dalam kehidupan manusia yang hidup di dalamnya. Di antara peradaban-peradaban yang pernah muncul adalah sebagai berikut:
A. Pusat Peradaban Kuno di Asia
1. Peradaban India Kuno
Peradaban India Kuno atau dikenal juga dengan peradaban Sungai Indus memiliki kemajuan budaya di zamannya. Letak peradaban tersebut di antara dua kota yang terkenal di masanya, yaitu Mohenjo-Daro (Pakistan Selatan) dan Harappa (Punjab). Lahirnya peradaban India Kuno merupakan peran kehadiran bangsa Arya yang memasuki wilayah tersebut. Kemudian, mereka menjadi penguasa dan memimpin wilayah kekuasaannya dengan baik. Selain peninggalan berupa wujud fisik dari benteng yang dibangun sepanjang 4,8 Km dengan batu bata, terdapat pula warisan budaya berupa pengaturan sistem kasta. Sistem kasta tersebut terdiri atas kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Paria. Sistem tersebut masih tampak hingga kini, terutama bagi kalangan umat Hindu. Kekuatan peradaban India kuno ditopang dengan kekuatan pemerintahan (kerajaan) yang kuat. Terdapat sejumlah raja yang terkenal kekuatannya di sekitar India dan Asia Selatan, di antara raja yang terkenal tersebut adalah Raja Ashoka (269-232 SM). Menurut para sejarawan, peradaban India Kuno mencapai masa puncak pada masa pemerintahannya.
2. Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno mulai lahir di sekitar Sungai Huang Ho (Sungai Kuning) di bagian Utara dan Sungai Yang Tse di bagian Selatan. Dua sungai tersebut mengilhami penduduk sekitarnya mengembangkan budaya agraris, terutama pada zaman neolithikum. Kejayaan peradaban Cina Kuno didukung oleh sejumlah dinasti yang pernah berkuasa di wilayah tersebut. Di antara dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di wilayah Cina adalah sebagai berikut.
a. Dinasti Shang (1500-1027 SM) d. Dinasti Han (206 SM-220 M)
b. Dinasti Chou (1027-221 SM) e. Dinasti Tang (618-906 M)
c. Dinasti Ch’in (221-206 SM)
Warisan peradaban Cina Kuno yang paling besar dan hingga kini masih enggambarkan kekuatannya adalah The Great Wall (Tembok Cina). Tembok tersebut berdiri kokoh dengan panjang sekitar 6400 km. tembok tersebut dianggap sebagai salah satu bangunan raksasa yang dibuat manusia sebelum abad masehi. Selain peninggalan fisik, peradaban Cina Kuno mewariskan sejumlah ajaran yang masih dianut oleh sebagian orang hingga kini. Ajaran-ajaran tersebut adalah Konfusianisme, Taoisme, dan Legalisme.
3. Peradaban Mesopotamia
Peradaban Mesopotamia tumbuh dan berkembang di sekitar dua sungai di Asia Barat Daya, yaitu Sungai Euphrat dan Tigris. Kedua sungai tersebut berhulu di Pegunungan Armenia dan mengalir ke arah Tenggara menuju Teluk Persia. Karena kondisi lingkungan yang ada, masyarakat Mesopotamia mengembangkan pola hidup agraris. Mereka mendiami daerah rawa-rawa yang kemudian dikeringkan untuk lahan pertanian. Selain itu, mereka pun mengembangkan sistem pengairan irigasi untuk lahan-lahan pertaniannya. Suku bangsa yang terkenal dalam peradaban Mesopotamia adalah bangsa Sumeria. Mereka telah berhasil membangun peradaban. Di antara warisan peradabannya adalah membangun kuil dengan dilengkapi menara yang bertingkat-tingkat dan disebut dengan Ziggurat. Di samping itu, lahir Law Code of Hammuraby (Undang-Undang Hammurabi) yang dicetuskan oleh Raja Hammurabi (1792-1750 SM).
B. Pusat Peradapan Kuno di Afrika
Peradaban besar lainnya tidak hanya hadir di Asia, tetapi hadir pula di Afrika. Berbagai ragam budaya muncul dari masyarakat yang mendiami wilayah tersebut, mulai dari sistem kepercayaan, pemerintahan, sosial dan ekonomi, stratifikasi sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengobatan. Warisan peradaban Mesir Kuno adalah Pyramid dan Spinx. Kedua bangunan yang terletak di Negara Mesir tersebut merupakan bukti nyata bahwa pada masa lalu telah hadir sebuah peradaban yang tinggi, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, di beberapa wilayah sekitar dua bangunan tersebut, ditemukan pula jenis bangunan-bangunan lain lengkap dengan mummi.
Pada bagian dalam bangunan dinding-dinding bangunan pyramid terdapat tulisan dan ilustrasi kehidupan sosial masyarakat pada zamannya, mulai dari rakyat hingga penguasa atau raja. Hal itu mengisyaratkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai masyarakat Mesir Kuno saat itu.
C. Pusat Peradaban Kuno di Eropa
Kemajuan yang diraih bangsa Eropa saat ini bukanlah hal baru, melainkan pada masa lalu pun hal tersebut telah terjadi. Bahkan, mungkin kemajuannya lebih unggul jika dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai saat ini. Peradaban Kuno di Eropa terdiri atas dua peradaban besar, yaitu Peradaban Yunani dan Peradaban Romawi. Kedua peradaban tersebut lahir setelah melalui masa yang panjang.
1. Peradaban Yunani
Peradaban Yunani bukanlah peradaban pertama di wilayah ini. Akan tetapi, lebih dahulu lahir peradaban lain, yaitu Peradaban Minoa (3000-1450 SM) dan Peradaban Mysenaea. Selama ratusan abad, perang terjadi antara satu kerajaan dan kerajaan lainnya, termasuk yang dialami Yunani. Diantara perang pernah terekam dalam catatan sejarah (Illiad dan Odyssey) adalah perang antara Yunani dan Troya. Warisan peradaban Yunani cukup beragam di antaranya dalam hal sistem kota (polis) dan pemerintahan. Yunani berhasil membuat tata letak sebuah kota dengan baik, misalnya Acropolis, Sparta, dan Athena sebagai bukti-bukti peninggalannya. Selain itu, terdapat pula warisan dari aspek kebudayaan yang dikenal dengan kebudayaan Hellenik.
2. Peradaban Romawi
Peradaban Romawi muncul merupakan kelanjutan dari peradaban Yunani yang telah lebih dahulu terbentuk. Walaupun demikian, pada Peradaban Romawi terdapat pula hal- hal baru yang menjadi identitas tersendiri munculnya Peradaban Romawi. Secara umum, peradaban Romawi dilatarbelakangi dengan kemunculan dua zaman, yaitu: Zaman Republik, yaitu zaman ketika Roma tumbuh dari sebuah negara kota yang kecil menjadi sebuah negara republik yang luas. Zaman Imperium, yaitu zaman berkuasanya monarki konstitusional. Sebelum memasuki kedua zaman tersebut, Italia (tempat kota Roma berdiri) telah dimasuki berbagai bangsa dari utara, timur, dan selatan. Warisan Peradaban Romawi sangat beragam, meliputi aspek sosial, pemerintahan, ekonomi, budaya, filsafat, dan seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar